Selamat Datang dan Semoga Bermanfaat STIKES Sarana Sistem Informasi Kesehatan: Manajemen Kolaborasi Penanganan Pasien Gangguan Jiwadi Rumah Sakit
Custom Search

Selasa, 07 Juni 2011

Manajemen Kolaborasi Penanganan Pasien Gangguan Jiwadi Rumah Sakit

by Mariyono Sw – PSIK FK UGM

Abtrak

Gangguan jiwa merupakan kondisi yang bersifat multifaktorial apabila dilihat dari penyebab maupun maupun dari gejala dan respon yang muncul. Kenyataan tersebut mendasari bahwa pasien gangguan jiwa memerlukan penanganan yang komprehensif dari tim kesehatan yang bersifat multidisiplin. Upaya penanganan kesehatan komprehensif bagi pasien gangguan jiwa di rumah sakit lebih tepat dikemas dalam suatu manajemen yang disebut dengan manajemen kolaborasi.
Manajemen kolaborasi penanganan pasien gangguan jiwa merupakan upaya pelayanan kesehatan kepada pasien gangguan jiwa yang melibatkan tim kesehatan termasuk perawat dan dokter. Dalam manajemen kolaborasi memungkinkan perawat dan dokter saling bekerja sama dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien gangguan jiwa namun tetap dalam koridor keilmuan serta kompetensi masing-masing dan saling menghormati serta menghargai. Manajemen kolaborasi mencakup tiga area intevensi yaitu prevensi primer, prevensi sekunder dan prevensi tersier yang teintegrasi dalam suatu pendekatan model yaitu model stress adaptasi dari Stuart-Sundeen sebagai dasar keilmuannya bagi perawat.
Model stress adaptasi, memfasilitasi perawat dalam mengembangkan manajemen kolaborasi berdasarkan tahapan penanganan pasien gangguan jiwa, yaitu krisis, akut, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Setiap tahapan penanganan pasien gangguan jiwa menggambarkan tentang kondisi klien, serta intervensi yang harus diberikan kepada pasien dan mewajibkan perawat untuk mengembangkan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Implikasi dari manajemen kolaborasi penanganan pasien gangguan jiwa mencakup : implikasi terhadap pelayanan, pendidikan dan riset bersama. Implikasi terhadap pelayanan diataranya penanganan kasus bersama dan presentasi kasus bersama. Implikasi terhadap pendidikan adalah proses pembelajaran kolaboratif yang meliputi proses bimbingan bersama, presentasi kasus bersama. Implikasi terhadap riset adalah pelaksanaan riset bersama.
Hasil pelaksanaan manajemen kolaborasi penangan pasien gangguan jiwa masih dalam proses pengembangan.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...