Nama : Rudi Setiawan
Nim : A01001389
Kls : 2c
MANAJEMEN KOMUNIKASI
Nim : A01001389
Kls : 2c
MANAJEMEN KOMUNIKASI
A.    DASAR PEMIKIRAN
Komunikasi  memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat  dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat  seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas,  tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki  kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna  meralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah  pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya  dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya  dari suatu manajemen dalam organisasi.
 Manajemen  adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan  dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya  organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan  (Handoko, 2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni  untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang  lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur  orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan  untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7)
B.     KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi  dalam organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan  pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada  kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang  serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214).
Organization  is the means by which management coordinates material and human  resources through the design of a formal structure of tasks and  authority [Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang]
            Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran
pesan  di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi  tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam  hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam  suatu lingkungan.
Gambar  di bawah ini melukiskan konsep suatu sistem komunikasi organisasi.  Garis yang putusputus melukiskan gagasan bahwa hubungan-hubungan  ditentukan secara alami; hubunganhubungan itu juga menunjukkan bahwa  struktur suatu organisasi bersifat luwes dan mungkin berubah sebagai  respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal dan  eksternal.
Komunikasi  organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang  menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu  pertunjukkan.Karena fokusnya adalah komunikasi di antara anggota-anggota  suatu organisasi.Analisi komunikasi organisasi menyangkut penelaahan  atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
C.    METODE KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima seperti gambar berikut ini :
| 
 | 
 |  | ||||||||||||||
| 
 | ||||||||||||||||
Model  ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur  hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat  mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang  mendengar, komunikasi tidak akan terjadi.
Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu : 
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang 
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian 
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima 
4. penerima menangkap symbol-simbol dan 
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan 
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim. 
Model Komunikasi Antar – Pribadi Johari’s Window
| I OPEN AREA Known by ourselves and known by others | II BLIND AREA [blindspot] Known by others, not known by ourselves | 
| III HIDDEN AREA [tedeng   aling-aling/ facade] Known by ourselves but not known by others | IV UNKNOW AREA [tidak   diketahui] Not known by ourselves and not know by others | 
KOMUNIKASI HORISONTAL => komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf.  Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasivertikal yang formal.
Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja => employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip
KOMUNIKASI DIAGONAL [CROSS COMMUNICATION] => Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
D.    HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1.      Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi. 
Tingkat  khirarkhi bila suatu organisasi tumbh, dan strukturnya berkembang, akan  menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui  tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama  barulah pesan itu sampai. 
Wewenang  Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada  jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang  ada dalam organisasi tersebut. 
Spesialisasi  artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan  masalah-masalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja  saling berdekatan. Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah-istilah  dalam pekerjaan mereka masing dapat menghambat, dan membuat kesulitan  dalam memahami, sehingga akan timbul salah pengertian dan sebagainya.
2.      Hambatan-hambatan Antar Pribadi 
Manejer  selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan  menyimpang dari maksud pertama. Manejer haruslah memperhatikan  hambatan-hambatan antar pribadi seperti : Persepsi selektif, status atau  kedudukan komunikator (Sumber), Keadaaan membela diri, Pendengaran  lemah, dan ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. 
Persepsi  selektif adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seorang  menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia  terima. Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman  masing-masing. Untuk itu diharapkan seorang manejer memahami sebanyak  mungkin tentang kerangka piker, keinginan, kebutuhan, motif, tujuan dan  tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi dalam organisasi  yang ia pimpin menjadi efektif. 
Status  Komunikator artinya hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan untuk  menilai terutama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian  seseorang dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan  seseorang bahwa komunikator dapat dipercayai.
Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. 
Ketidaktepatan  dalam penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang terjadi  dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai  contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa  berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa  nonverbal yang tidak konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah, dan  sebagainya dapat menghambat komunikasi.
E.     PEDOMAN KOMUNIKASI YANG BAIK
1. Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap berkomunikasi 
2. Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis orang lain dalam berkomunikasi 
3.Konsultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai dari merencanakan sampai evaluasi. 
4.Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai dengan isi pesan yang disampaikan. 
5. Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi 
6. Jadilah pendengar yang baik dalam berkomunikasi
DAFTAR PUSTAKA
1.      Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.
2.      Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung. 
3.      Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, BPFE,Jogyakarta.
4.      Muhammad, Arni, 1995, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta. 
5.      Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Organisasi, Citra Aditya Bakti, Bandung. 
6.      Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta
7.      Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung 2000
8.      Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung 1992
9.      Jiwanto, Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Pusat Pengembangan Manajemen & Andi Offset, Yogyakrta1985
 
  
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar