Trealese (1960) memberikan definisi
hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat
diamati. Hal ini diperkuat oleh Kerlinger (1973) bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih
variabel[1].
Hyptoterisi berasal dari kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang
kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi
hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan
penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, lalu membuat
suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah
kebenaran). Inilah hipotesis yang mendasari peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis.
Peneliti mengumpulkan data-datadata yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang
dirumuskan dapat naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai
hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti
dapat bersikap dua hal yakni [2]
:
1.
Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya
hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2.
Mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya
hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara
lain [3]
:
1.
Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan
variabel penyebab dan variabel akibat.
2.
Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang
ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3.
Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada
penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut
dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat
dalam penelitian.
G.E.R brurrough mengatakan
bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
1.
Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
2.
Penelitian tentang perbedaan
3.
Penelitian hubungan.
B.
Kegunaan hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain [4]:
1.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan
yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3.
Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan
kesimpulan penyelidikan
C.
Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang
digunakan dalam penelitian antara lain :
1.
Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha,
hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a)
Jika... Maka...
b)
Ada perbedaan antara... Dan... Dalam...
c)
Ada pengaruh... Terhadap...
2.
Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan
tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y
Rumusannya:
a)
Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b)
Tidak ada pengaruh... terhadap...
Saran untuk memperoleh
hipotesis:
1.
Hipotesis induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian
merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang
diamati
2.
Hipotesis deduktif
Dalam hipotesis
ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang
ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik
hipotesis dari teori ini.
D.
Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
1)
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang
diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3)
Hipotesis harus dapat diuji
4)
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan
pengetahuan yang sudah ada.
5)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan
seringkas mungkin.
E.
Menggali dan merumuskan hipotesis
Dalam menggali hipotesis,
peneliti harus [5]:
1)
Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang
ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2)
Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan
tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama
lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3)
Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu
keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan
bidang yang bersangkutan.
Good dan scates
memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :
1)
Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam
tentang ilmu
2)
Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang
suatu wawasan
3)
Imajinasi dan angan-angan
4)
Materi bacaan dan literatur
5)
Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah
yang sedang diselidiki.
6)
Data yang tersedia
7)
kesamaan.
Sebagai kesimpulan , maka
beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
1)
Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan
padat serta spesifik
2)
Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat
deklaraif dan berbentuk pernyataan.
3)
Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara
dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4)
Hendaknya dapat diuji
5)
Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
F.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis
Sesuadah hipotesis
dirumuskan , hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes logika.
Untuk menguji suatu
hipotesis ,peneliti harus [6]
:
1)
Menarik kesimpulan tentang
konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut
benar.
2)
Memilih metode-metode penelitian yang mungkin
pengamatan , eksperimental, atau prosedur lain yang diperlakukan untuk
menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
3)
Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data
yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh
data atau tidak.
Daftar pustaka
Arikunto, Suharsimi, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktika, Rineka Cipta, Jakarta: 1997
Furchon, Arief, Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982
Faiasl, Sanapioh. Metodologi
Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982
[1]
Moh.Nazir,ph. D. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2003, hal
151
[2]
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktika,
Rineka Cipta, Jakarta: 1997, hal. 72
[3]
Ibid, hal. 73
[4]
Drs. Arief Furchon, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya: 1982, hal. 126
[5]
Ibid, hal. 133
[6]
Sanapioh Faiasl, Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional,
Surabaya: 1982, hal. 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar